Minggu, 06 Mei 2012

Berbekal Untuk Akhirat

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al-Hasyr [59]:18-19)

Bagi muslim, dunia ibarat negeri ia persinggahan sementara. Suatu saat ia akan kembali ke negeri keabadian (akhirat), sebelum kembali ia mempersiapkan segala sesuatunya. Begitulah kira-kira perumpamaan kehidupan dunia. Seorang muslim harus selalu mempersiapkan diri untuk bertemu Allah memperhatikan kehidupannya di akhirat kelak dan selalu berharap memperoleh surga serta selamat dari neraka.

Pandangan suami muslim yang seperti ini, tentu akan berpengaruh pada kehidupan keluarganya, memberi pengaruh keimanan yang amat kuat pada diri istri dan anak-anaknya.

Pengaruh tersebut menunjukkan bahwa dirinya beriman kepada Allah dan rasul-Nya, sehingga ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya merupakan dasar yang menunjukkan keterikatan dengan ajaran Islam. Semua ini ia lakukan tidak berlebihan, tetapi secara proporsional dan selalu disertai dengan rasa takut kepada-Nya.

Kematian dan alam kubur bukan sesuatu yang menakutkan bagi seorang muslim. Baginya, kematian adalah pendorong untuk segera melakukan amal saleh serta bertobat dari segala bentuk maksiat. Dengan harapan, Allah akan memberinya kemuliaan dengan memperoleh ridha dan surga-Nya, sehingga di akhirat kelak termasuk golongan orang-orang bahagia.

Terkait dengan hal ini, Ibnu al-Qayyim berkata, “Kehidupan dunia yang baik adalah didampingi oleh Allah Yang Mahatinggi. Sebaliknya, kehidupan yang penuh kemungkaran akan membuat jauh Allah. Kehidupan dengan kemunkaran menyusahkan pandangan seorang muslim terhadap kehidupan. Terlebih lagi jika dibandingkan dengan pertemuan seorang muslim dengan Allah bersama orang-orang yang telah diberi nikmat, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Kematian itu hanya merupakan pintu untuk memasuki kehidupan kekal. Kematian hanyalah jembatan yang menghubungkan dunia dengan kehidupan akhirat. Hal itu merupakan pemberian untuk orang-orang beriman.”

Oleh karena itu, seorang muslim harus banyak mengingat mati. Rasulullah r bersabda:
“Perbanyaklah mengingat mati.” (HR Tirmidzi)

Kematian dapat menjadi nasihat, menjadi penghalang bagi seseorang untuk berlebihan men-cintai dunia, dan dapat mencegah seseorang melakukan kemaksiatan. Mengingat mati serta kehidupan setelahnya akan mampu mendorong seorang muslim untuk segera melakukan amal saleh.

Ketahuilah bahwa ajal itu dekat, sementara engkau tidak mengetahuinya, karena ajal tidak berada di tanganmu. Ia bisa datang secara tiba-tiba, bisa datang di malam hari atau siang hari. Jika ajal telah tiba, waktu untuk beramal telah tertutup. Kuasailah dirimu sebelum semuanya berakhir. Hargailah waktumu dengan memiliki sahabat yang saleh. Jika keselamatan telah membuatmu lupa, pahamilah siksaan. Jika Anda merasa bahagia dengan keselamatan, perhitungkan pula ketika memperoleh cobaan.

Allah Ta'ala berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian....” (Al-Ankabût [29]: 57)
Setiap jiwa akan mati. Setiap anak kecil dan orang dewasa akan mati. Presiden, menteri, orang mulia, orang hina, orang kaya atau miskin, semuanya akan mati. Para nabi, para wali, orang yang bertakwa, ahli zuhud, dan ahli ibadah, semua juga akan mati. Orang yang benar, orang istiqamah, orang yang sakit, dan orang sehat, semua-nya akan mati. Setiap jiwa akan mati, tanpa seorang pun yang dapat menghalanginya.

Nabi Isa u berkata, “Tiadalah seorang bayi yang dilahirkan, melainkan di pusarnya terdapat debu bumi dan dia akan dikubur di dalam bumi.”
Alangkah indahnya orang yang senantiasa ingat akan kematian, sehingga dia bersegera melakukan amal saleh dengan ikhlas sebelum ajal menjemputnya. Dia menyibukkan diri untuk melayani Tuannya, dia datang dari dunia untuk akhiratnya, dan dia amat menginginkan kehidupan akhirat yang ke-nikmatannya tidak pernah habis.

Ketika Anda mati dunia, istri dan anak akan menangis. Begitu pula keluarga, saudara, dan handai tolan akan bersedih. Kedua orangtua akan merasa kehilangan dan para tetangga akan mengumumkan bahwa fulan bin fulan telah meninggal. Mayat Anda pun akan dibawa meninggalkan rumah, handai tolan, dan orang-orang tercinta menuju peristirahatan terakhir. Mereka membaringkan Anda di alam kubur yang sempit. Wahai manusia, apa yang membuat Anda tepedaya? Siapa yang telah menjauhkan Anda dari Allah? Bayangkanlah, Anda datang dan pergi secara tiba-tiba. Malaikat maut mendatangi Anda. Dokter putus asa menyelamatkan Anda. Orang-orang terkasih telah meninggalkan Anda. Orang-orang terdekat merasa sedih kehilangan Anda. Anda akan menyesal. Air mata Anda telah mengering. Mulut sudah tidak dapat lagi berbicara, padahal sebelumnya pandai ber-bicara dan berdebat. Anda dibalut kain kafan dan kuburan menjadi tempat Anda sampai hari kiamat. Keluarga dan saudara meninggal-kan Anda.

Kini, Anda dilupakan. Padahal sebelumnya, Anda di-dambakan dan dicintai. Dulu, Anda memiliki harta yang banyak, sepeninggal Anda, merekalah yang menguasai harta Anda. Wahai saudaraku, ingatlah selalu gambaran akan hal ini. Anda harus banyak beribadah, berpuasa, dan bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah. Allah mengawasi Anda, siang dan malam. Merendahlah di hadapan-Nya.

Umur Anda terbatas. Sementara itu, malaikat Raqib selalu menyertai dan mencatat semua perbuatan Anda. Anda jangan melupakan kematian, karena kematian tidak pernah melupakan Anda. Jika nyawa di genggaman, Anda tidak dapat lagi beramal saleh. Lalu jiwa akan keluar dan meninggalkan keluarga Anda.

Mohonlah ampun atas dosa-dosa yang telah Anda perbuat. Lakukanlah sebelum kening Anda penuh peluh. Lakukanlah sebelum kiri dibentangkan dan kanan digenggam. Lakukanlah sebelum diri Anda melemah dan menyesal. Air mata Anda bercucuran karena berpisah dengan keluarga dan anak-anak. Tidak ada gunanya Anda mengumpulkan harta selama bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun. Keadaan Anda di dalam kuburan tergantung pada amal Anda selama hidup di dunia.

0 komentar:

Posting Komentar