“Kehidupan itu sementara yang pasti akan berakhir pada kematian”
Ucapan yang pernah dituturkan oleh Bathl min Nau’khas, pahlawan istimewa.
Itulah julukan untuk pemuda Syahid Muhammad Fathy Farhat. Julukan yang
terbilang luar biasa mengingat usianya yang terbilang muda, 17 tahun.
Namun bila melongok bagaimana perjuangannya dalam menempuh syahid,
pastinya julukan itu sangatlah pantas disandanganya.
Muhammad
Fathy Farhat, hidup di kampung Syujaiya. Hidup dalam keluarga yang
memiliki perhatian tinggi tentang arti kepahlawanan dan jihad melawan
penjajah Zionis Israel. Selintas penampilannya hanya seorang pemuda
biasa, tubuhnya tidak besar, wajahnya halus, tanpa kumis dan janggut
yang biasanya menjadi penampilan khas warga Arab. Farhat tumbuh menjadi
seorang pemuda yang bercita-cita melnjutkan perjuangan Imam Aqil,
komandan Brigade Izzudin Al Qassam yang mati syahid di depan matanya.
Bibit kepahlawanan yang disemai Imam Aqil telah tumbuh subur di
hatinya. Bibit yang ditanam ketika Imam Aqil dikepung oleh lebih dari
200 tentara Zionis yang menembaki potongan tubuh syahid Imam Aqil
sebanyak lebih dari 70 tembakan. Hal inilah yang menimbulkan perasaan
benci kepada Israil dengan zionismenya.
Pada hari penyerangan yang
dilakukan oleh Farhat, ia sempat berpamitan kepada ibunya. Farhat tampil
dengan senjata militer otomatis lengkap dengan pakaian ala militernya.
Ikat kepala hijau yang bertuliskan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah”
dilepaskan dan kemudian ditahtakan melingkar dikepala ibunya. Mereka
berpelukan. Ibunya menangis sembari bertutur: “Jangan percaya dengan air
mata ibu nak! Ini bukanlah air mata sedih, ini adalah air mata bangga
menjelang pertemuanmu dengan bidadari surga, pergilah kepada Rabbmu dan
berjihadlah. Tetaplah seperti itu sampai engkau bertemu dengan Allah
SWT.” Sungguh doa ibu yang meyakinkan hati Farhat untuk tetap maju
berperang.
Farhat melakukan serangan telak dalam aksi spektakuler
dan berani ke jantung wilayah kekuasaan Israel. Ia berhasil menerobos
masuk semua pos penjagaan dan pemeriksaan keamanan. Bahkan ia berhasil
menembus penjagaan kamera elektronik yang biasa dipasang oleh tentara
penjaga perbatasan Israel, akhirnya Muhammad Fathy Farhat menginjakkan
kakinya di Ghusy Qatif, pemukiman cecunguk Yahudi yang bernama Itsamona.
Ia sempat melakukan kontak senjata dengan beberapa warga sipil. Kontak
senjata berlangsung tak lama karena akhirnya Muhammad Fathy Farhat yang
gagah berani, tersungkur menemui syahid, setelah ia menunaikan tugas
mulianya dengan baik. Bom yang ia tanamkan dalam tubuhnya meledak,
menewaskan sedikitnya 7 orang dan melukai 18 orang tentara Israel dan
Imigran Yahudi. Allahu Akbar...
Ia hanya seorang pemuda biasa. Namun
ribuan orang jamaah mengiringi jenezahnya yang akan dikembalikan pada
Penciptanya. Kain penutup tubuhnya yang bertuliskan “Syahid dari HAMAS”
berkibar, begitu tegas, kuat dan anggun. Puluhan pemuda bersenjata,
menembakkan peluru ke langit sebagai tanda penghormatan sekaligus
sebagai tanda kebanggaan mereka atas perjuangan Farhat yang sungguh
mengesankan. Jenazahnya diusung oleh lebih dari sepuluh ribu orang yeng
mengelu-elukannya, seorang pahlaawan yang berjasa bagi rakyat Palestina.
Syahidnya Muhammad Fathy Farhat ini segera diketahui ibunya melalui
peristiwa aneh yang Allah turunkan di kediaman sang ibunda. Semerbak
harum bau wangi kesturi mengisi seluruh rumah. Sangat wangi dan harum.
Hal inilah yang meyakinkan sang ibunda bahwa, inilah pertanda bahwa
putranya Muhammad Fathy Farhat telah berhasil meraih apa yang
dicita-citakan oleh setiap Mujahid, menggapai mati syahid, dan berhias
wangi kesturi.
Muhammad Fathy Farhat, 6 maret 2002: “Kehidupan di
bawah naungan dakwah telah mengajarkan, bahwa hidup itu sementara yang
pastinya berakhir pada kematian. Kematian tak mungkin dihindari. Berapa
banyak orang hidup yang mati tanpa ia mengharapkan kematian itu.
Kematian pasti datang walau seseorang menyerahkan seluruh jiwa dan
raganya seluruhnya dan seluruh keduniaanya untuk menggantinya. Jika
telah selesai masanya di dunia, pasti selesai pula kehidupan kita,
apapun yang kita lakukan….”.
Allahu Akbar!!!!!!!!
berikut video perpisahan muhammad fathi farhat ketika berpamitan dengan ibunda nya
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=s0MlCDHY2Ws&w=420&h=315]
Rabu, 23 Mei 2012
Mengenang Syahid Muhammad Fathy Farhat
20.09
No comments
0 komentar:
Posting Komentar